Rumah Sakit Galau
cerpen
Sejam yang lalu, jari-jemariku masih riang gembira
menari-nari di atas keyboard empukku ini, menumpahkan segala analisis mengenai
politik luar negeri Indonesia dan kebijakan-kebijakannya. Begitu masuk ke
paragraf empat. Tiba-tiba jariku mogok, menolak segala apa yang aku
perintahkan, menolak untuk diayunkan bersamaan dg Murattal At-Taubah yang
sedang aku putar. Ayat-ayat yang dilantunkan oleh Al-Ghomidy ini masih
terdengar nyaring dengan tajwidnya yang fasih. Sementara pikiranku… Sementara
pikiranku sekarang putus dibelah oleh perasaan yang campur aduk.